Halaman
Metabolisme
33
Metabolisme
Bab II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, siswa dapat:
1.
menjelaskan pengertian metabolisme dan mendeskripsikan fungsi enzim dalam
proses metabolisme;
2.
menguraikan proses-proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat;
3.
mengaitkan proses metabolisme karbohidrat dengan metabolisme lemak dan
metabolisme protein;
4.
mengumpulkan informasi teknologi yang berkaitan dengan metabolisme makanan.
Sumber:
Biology,
Printice-Hall
Metabolisme
33
34
Biologi Kelas XII SMA dan MA
PETA KONSEP
Metabolisme
Komponen
Utama dalam
Metabolisme
Proses Katabolisme
Karbohidrat
Proses Anabolisme
Karbohidrat
Enzim
ATP
Karakteristik
Enzim
Mekanisme
Kerja Enzim
Fotosintesis
Kemosistesis
Reaksi
Redoks
Glikolisis
Respirasi
Aerob
Respirasi
Anaerob
Rantai
Transpor
Elektron
meliputi
terdiri dari
terdiri dari
mempunyai
terdiri dari tahap-tahap
Metabolisme
35
K
amu pasti sudah tahu bahwa salah satu kebutuhan utama makhluk hidup
adalah makanan. Makanan merupakan bahan utama yang kita butuhkan
untuk menghasilkan energi guna melaksanakan semua aktivitas hidup.
Bagaimana dan di mana makanan dapat diubah menjadi suatu bentuk energi
yang siap pakai sehingga suatu aktivitas dapat terjadi? Kamu pasti sudah
menduga bahwa perubahan makanan menjadi energi, tentu terjadi dalam
sel sebagai suatu satuan fungsional dan struktural terkecil yang menyusun
tubuh makhluk hidup. Pada bab ini kita akan membahas tentang bagaimana
proses perubahan suatu zat makanan menjadi suatu bentuk energi siap pakai
melalui reaksi katabolisme dan bagaimana makhluk hidup, khususnya
tumbuhan membentuk suatu zat asal menjadi zat makanan yang siap
dimanfaatkan melalui reaksi anabolisme.
Sel sebagai satuan fungsional dan struktural terkecil dalam tubuh
makhluk hidup, dapat diibaratkan sebagai suatu mesin kimia. Sebagaimana
suatu mesin kimia, untuk mempertahankan kelangsungan hidup mesin
tersebut, sel mengonsumsi bahan bakar berupa makanan (terutama glukosa)
dan membebaskan hasil berupa energi dan zat sisa berupa karbon dioksida
dan air. Energi yang dihasilkan sel dari bahan makanan digunakan untuk
melakukan kerja, yaitu bergerak, memperbaiki bagian yang rusak, menyusun
bagian tubuh, dan aktivitas lainnya. Proses perubahan zat makanan menjadi
energi yang siap digunakan, harus melalui suatu rangkaian reaksi kimia yang
tidak sederhana. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, reaksi kimia ini terjadi
pada sel yang merupakan materi hidup sehingga reaksinya adalah reaksi
biokimia
. Seluruh proses atau reaksi biokimia dalam sel untuk memperoleh
dan menggunakan energi guna melaksanakan aktivitas serta untuk menjaga
kelangsungan hidupnya disebut
metabolisme
. Metabolisme terdiri atas reaksi
pemecahan makanan menjadi energi atau katabolisme dan reaksi
pembentukan zat makanan atau anabolisme. Untuk mengetahui konsep-
konsep penting yang akan dipelajari dalam bab ini, kamu dapat melihat bagan
konsep pada halaman sebelumnya.
A. Komponen-Komponen Utama Metabolisme
Seperti telah disinggung pada bagian pendahuluan, untuk berlang-
sungnya suatu proses metabolisme, dibutuhkan komponen-komponen
penunjang. Tanpa komponen-komponen tersebut, peristiwa metabolisme
tidak dapat berjalan dengan lancar. Di bawah ini akan dibahas komponen
penunjang yang penting dalam metabolisme meliputi enzim, ATP, serta reaksi
oksidasi dan reduksi.
36
Biologi Kelas XII SMA dan MA
1. Enzim
Reaksi-reaksi dalam metabolisme adalah suatu peristiwa perubahan dari
suatu bentuk ke bentuk lain. Untuk terjadinya perubahan dibutuhkan
penyediaan energi untuk mengaktifkan reaksi yang disebut energi aktivasi.
Setiap reaksi membutuhkan energi tersebut. Dalam suatu reaksi biokimia
tanpa enzim, energi aktivasi yang dibutuhkan jauh lebih besar dibandingkan
reaksi biokimia dengan bantuan enzim. Dengan kata lain, enzim dapat
menurunkan energi aktivasi yang berarti kebutuhan energi menjadi berkurang
dan reaksi menjadi lebih efisien. Jadi, dapat dikatakan bahwa enzim adalah
suatu biokatalisator (katalis kehidupan). Perhatikan Gambar 2.1.
Gambar 2.1
Hubungan antara energi aktivasi dan kerja enzim sebagai katalis reaksi
reaksi tanpa
dikatalisis
reaksi dengan
dikatalisis
energi
aktivasi
keadaan
awal
keadaan
tranmisi
reaksi tanpa dikatalisis
reaksi dengan dikatalisis
keadaan akhir
energi reaksi
tanpa enzim
reaksi tanpa dikatalisis (tanpa penambahan enzim)
reaksi dengan dikatalis (dengan penambahan enzim)
energi
reaksi yang
ditambah
enzim
energi
aktivasi
∅
∅
perjalanan reaksi
Sumber:
Biological Science,
Green
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa enzim adalah suatu katalis
biologis yang sangat penting dalam suatu reaksi biokimia karena tanpa adanya
enzim, reaksi tersebut akan berlangsung sangat lambat dan membutuhkan
energi aktivasi yang tinggi dan kelangsungan hidup sel menjadi terganggu.
Enzim dapat bekerja dalam reaksi pembentukan maupun penguraian. Contoh
enzim yang bekerja dalam reaksi pembentukan adalah glutamin sintetase
dengan reaksi sebagai berikut.
Glutamin
sintetase
Asam glutamat + amonia + ATP
⎛⎛⎛∅
glutamin + air + ADP + P
i
Contoh enzim yang bekerja dalam reaksi penguraian adalah maltase
dengan reaksi sebagai berikut:
maltase
Zat tepung + air
⎛⎛⎛∅
maltosa
keadaan
transisi
keadaan akhir
Metabolisme
37
Gambar 2.2
Mekanisme kerja enzim dalam mengatalisis reaksi kimia suatu substrat
menjadi produk
a. Awal pembentukan kompleks enzim
substrat.
b. Terbentuk kompleks enzim substrat
dengan perubahan bentuk enzim.
c. Pembentukan produk dari substrat.
d. Produk dilepaskan dari enzim.
1
5
2
3
4
(a)
(b)
(c)
(d)
enzim
enzim
enzim
enzim
produk
substat
active site
Sumber:
Essemtial of Biology,
Hopson
Karakteristik dan Mekanisme Kerja Enzim
Enzim adalah suatu senyawa yang ter
diri atas dua bagian (enzim lengkap/
holoenzim), yaitu
bagian protein
dan
bagian bukan protein
. Bagian protein disebut
apoenzim dan bagian bukan protein disebut gugus protestik. Gugus prostetik
yang berasal dari molekul anorganik (misalnya besi, tembaga, atau seng) disebut
kofaktor, sedangkan gugus protestik yang berasal dari senyawa organik
kompleks disebut koenzim (misalnya NADH, FADH, koenzim A).
Dalam sel hidup dapat terkandung beratus-ratus enzim untuk
mengatalisis reaksi-reaksi yang berlainan. Sifat utama enzim adalah bersifat
sangat spesifik, yaitu hanya dapat mengatalisis suatu reaksi tertentu, misalnya
enzim sukrase hanya dapat mengatalisis reaksi perubahan dari sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa. Bahan tempat enzim bekerja disebut
substrat
,
sedangkan hasil reaksinya disebut
produk
.
Spesifitas enzim berhubungan dengan strukturnya. Pada permukaan
molekul enzim terdapat suatu area kecil yang disebut tapak aktif (
active site
)
yang merupakan tempat terikatnya substrat dengan molekul enzim. Bentuk
active site
menentukan substrat yang dapat bereaksi dengan enzim tersebut
untuk membentuk suatu produk. Kesesuaian antara permukaan substrat dan
active site
seperti kecocokan antara kunci dan anak kuncinya.
Sifat lain enzim adalah tidak ikut dalam reaksi. Berarti enzim hanya
memproses substrat menjadi suatu produk tanpa ikut mengalami perubahan
dalam reaksi tersebut sehingga enzim dapat digunakan kembali untuk
mengatalisis reaksi yang sama pada kesempatan berikutnya. Jadi, secara
umum enzim mempunyai sifat bekerja pada substrat tertentu, bekerja pada
suhu tertentu, tidak ikut bereaksi, dan bekerja pada pH tertentu. Mekanisme
kerja enzim dalam mengatalisis reaksi kimia suatu substrat menjadi suatu
produk dapat dilihat pada Gambar 2.2.
38
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Dalam melakukan aktivitasnya, kecepatan reaksi enzim dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi konsentrasi enzim,
konsentrasi substrat, temperatur dan pH.
2. ATP (Adenosin Trifosfat)
ATP adalah molekul koenzim yang tersusun dari ikatan adenin purin
yang terikat pada gula yang mengandung 5 atom C, yaitu ribose dan tiga
gugus fosfat (lihat Gambar 2.3). Seperti telah disinggung sebelumnya, energi
yang dihasilkan dalam suatu reaksi metabolisme disimpan dalam bentuk ATP
dan energi dalam bentuk ini sewaktu-waktu siap digunakan. Dengan
demikian, ATP adalah sumber energi instan di dalam sel. Ketika sel
membutuhkan energi, ATP dapat segera dipecahkan melalui proses hidrolisis
(reaksi dengan air). Energi dalam bentuk ATP bersifat mobil dan dapat
ditranpor serta digunakan di seluruh bagian sel. Karena perannya dalam
menyimpan energi, ATP sering disebut sebagai penyimpan energi universal.
Apabila energi yang dikandung
dalam ATP digunakan, ATP dapat
dihidrolisis dengan cara melepaskan
dua ikatan fosfat antara ikatan fosfat
kedua dan ketiga, dan dihasilkan
ADP (Adenosin Difosfat). Hidrolisis
ini akan menghasilkan pembebasan
energi sebanyak 30,6 kJ (kilo Joule),
yang dapat digunakan untuk ber-
bagai aktivitas sel. ADP sebagai hasil
pemecahan ATP dapat
direfosforilasi
(penambahan kembali fosfat) men-
jadi ATP kembali, dengan menam-
bahkan 1 gugus fosfat dan energi
sebesar 30,6 kJ.
Karena semua energi kimia
dalam sel disimpan dalam bentuk ATP, proses mengonsumsi energi yang
dibutuhkan sel hanya berlangsung dalam suatu sistem, yaitu dengan
mengambil sumber energi dari ATP. Hal ini bagi sel sangatlah efisien.
3. Reaksi Oksidasi Reduksi
Secara sederhana bagaimana energi dari makanan/nutrisi tersimpan
dalam ATP dan tidak terbuang sebagai suatu panas? Suatu reaksi metabolik
kunci dalam sel melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi. Dalam reaksi tersebut
terjadi suatu aliran eklektron dari satu molekul ke molekul lain yang berfungsi
sebagai suatu arus energi dalam sel.
O
P
O
OO
O
P
O
O
O
P
O
O
O
HH
N
N
N
NH
2
N
OH OH
CH
2
HH
Gambar 2.3
Struktur molekul ATP
AT P
∅
P – P – P
{
Adrenalin
Sumber:
Biological Science, Green
Metabolisme
39
Sel memperoleh sebagian besar energinya dengan mengoksidasi molekul
makanan selama proses respirasi. Oksidasi adalah pelepasan suatu elektron
dari satu atom atau satu senyawa, sedangkan reduksi adalah reaksi
penambahan elektron. Oksidasi juga bisa berarti penambahan oksigen dan
reduksi adalah pelepasan oksigen. Kedua reaksi ini selalu terjadi secara
simultan/bersamaan, yaitu ketika elektron dipindahkan dari molekul yang
bersifat sebagai donor (pemberi) elektron ke molekul lain yang bertindak
sebagai akseptor (penerima) elektron. Dengan melepaskan elektronnya, do-
nor elektron akan menjadi molekul yang teroksidasi dan dengan menerima
elektron, akseptor elektron akan menjadi molekul yang tereduksi. Reaksi
simultan antara oksidasi dan reduksi disebut reaksi redoks (Gambar 2.4).
Dalam metabolisme sel, reaksi redoks inilah yang paling banyak terjadi.
A
+
A
+
A
+
0
oksidasi
jumlah
muatan
jumlah
muatan
jumlah
muatan
jumlah
muatan
oksidasi
OKSIDASI
OKSIDASI
REDUKSI
REDUKSI
reduksi
reduksi
0
1
+
0
1
+
1
+
0
1
+
A
+
e
e
e
e
B
B
B
B
H
+
H
+
a. Pemindahan suatu elektron
b. Suatu atom H dapat dipindahkan
bersama elektron
Gambar 2.4
Reaksi redoks
Kebanyakan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel terjadi dengan
pemindahan elektron dalam bentuk atom hidrogen. Atom hidrogen
mengandung satu proton (H
+
) dan satu elektron (e
–
). Seperti halnya tranfer
elektron, transfer atom hidrogen juga terjadi dalam reaksi yang berpasangan.
Dalam reaksi oksidasi reduksi yang terjadi dalam metabolisme, ada dua
koenzim penting yang bertindak sebagai pembawa elektron. Koenzim tersebut
adalah NAD (nikotinamid adenin dinukleotida) dan FAD (flavin adenin
dinukleotida). Keduanya mempunyai struktur yang analog (Gambar 2.5a).
Pada saat NAD direduksi menjadi NADH (Gambar 2.5b), dua elektron dan
satu proton akan ditambahkan ke dalam molekulnya. Elektron-elektron
tersebut selanjutnya dapat dipindah-pindahkan selama satu seri reaksi
berantai yang menghasilkan banyak energi untuk pembentukan ATP.
Sumber:
Essemtial of Biology,
Hopson
40
Biologi Kelas XII SMA dan MA
H
C
HO O
O
P
O
C
H
H
H
OO
P
C
N
CC
O
C
N
C
N
H
H
nikotinamida
fosfat
sisi reaktif
nukleiotida
pertama
nukleiotida
kedua
fosfat
adenin
ribosa
ribosa
H
O
H
H
OH OH
C
C
C
C
O
H
H
C
N
N
N
C
C
N
C
C
H
NH
2
H
O
H
H
OH OH
C
C
C
C
H
H
Gambar 2.5
Struktur molekul NAD
nukleotida
pertama
nukleotida
kedua
B. Proses Katabolisme Karbohidrat
Pada bagian terdahulu, telah dibahas bahwa guna memperoleh energi,
bahan bakar yang tersedia dalam sel harus mengalami suatu proses
pemecahan/penguraian. Proses pemecahan bahan bakar menjadi energi yang
siap digunakan kita sebut
katabolisme
, dan secara umum dikenal dengan proses
respirasi
. Respirasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses
pembebasan energi kimia melalui reaksi oksidasi (penambahan oksigen)
suatu molekul organik. Dari peristiwa ini akan dihasilkan energi dalam bentuk
ATP serta CO
2
, dan air (H
2
O) sebagai hasil sisa. Jika molekul organik tersebut
adalah karbohidrat berupa glukosa, secara sederhana respirasi sel dapat ditulis
dengan persamaan reaksi seperti di bawah ini:
6C
6
H
12
O
6
+ 6O
2
⎛⎛∅
6CO
2
+ 6H
2
O + 38 ATP
Sumber:
Essential of Biology,
Hopson
glukosa
Metabolisme
41
Karena terjadi di dalam sel, proses ini selanjutnya disebut respirasi sel.
Hal ini untuk membedakan dengan proses respirasi eksternal yang
merupakan pertukaran gas yang terjadi pada organ pernapasan. Jika proses
respirasi sel terjadi dalam kondisi ada oksigen, disebut
respirasi aerob
,
sebaliknya tanpa oksigen, disebut
respirasi anaerob
.
Dalam respirasi sel, molekul organik (misalnya karbohidrat atau lemak)
dipecahkan ikatan demi ikatannya melalui suatu seri reaksi yang dikontrol
oleh enzim. Setiap pemecahan ikatan membebaskan sejumlah kecil energi
yang kemudian diikat dalam bentuk molekul kimia ATP.
Jika dalam respirasi sel, molekul yang digunakan sebagai substrat untuk
dioksidasi adalah gula berupa glukosa, prosesnya terdiri atas tiga tahapan,
yaitu
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif (siklus Krebs/siklus asam sitrat)
dan
fosforilasi
oksidatif (rantai transpor elektron/rantai respiratori)
. Pada dasarnya ketiga tahapan
ini merupakan suatu rangkaian reaksi yang mengubah senyawa C
6
menjadi
C
3
(glikolisis), mengubah C
3
menjadi C
2
(dekarboksilasi oksidatif), dan
mengubah C
2
menjadi C
1
pada siklus Krebs. Pada tiap tingkat dilepaskan
energi berupa ATP dan hidrogen. Hidrogen yang berenergi bergabung dengan
akseptor hidrogen untuk dibawa ke rantai transpor elektron agar energinya
dilepaskan dan hidrogen dipertemukan dengan O
2
menjadi H
2
O.
1. Glikolisis
Glikolisis adalah fase pertama dari suatu tahapan reaksi yang terjadi dalam
respirasi sel, ketika sel memecahkan molekul glukosa yang mengandung 6 atom
C menjadi 2 molekul asam piruvat yang mengandung 3 atom C. Glikolisis terjadi
dalam sitoplasma sel dan bukan dalam mitokondria serta tidak membutuhkan
oksigen.
Proses glikolisis dapat dibagi menjadi dua tahapan besar, yaitu pertama
perubahan
glukosa
menjadi
fruktosa 1,6-difosfat
(gula yang mengandung 6 C
dan 2 fosfat). Kedua adalah pemecahan
fruktosa 1,6-difosfat
menjadi gula
dengan 3 atom C, yaitu
asam piruvat
. Secara keseluruhan reaksinya dapat
dilihat pada Gambar 2.6.
Dari kedua tahap reaksi tersebut dua molekul ATP digunakan untuk
reaksi fosforilasi, pada tahap pertama (selama perubahan dari glukosa menjadi
fruktosa 1,6-difosfat), dan 4 ATP dihasilkan dari reaksi kedua. Jadi,
hasil bersih
ATP dari glikolisis adalah 4 - 2 =
2 ATP
.
Selain terjadi penambahan gugus fosfat, selama glikolisis juga terjadi
reaksi dehidrogenasi (pelepasan atom H), atom H yang dilepaskan ditangkap
oleh akseptor hidrogen, yaitu koenzim NAD. Molekul NAD yang menangkap
hidrogen menjadi molekul yang tereduksi, yaitu NADH
2
. Pembahasan
tentang NAD dan NADH
2
akan dilakukan pada penjelasan berikutnya.
42
Biologi Kelas XII SMA dan MA
B
(-1 ATP)
(-1 ATP)
(C
3
)
(C
3
)
(+2 ATP)
(+2 ATP)
Jumlah = 2 ATP
C
D
E
glukosa (gula dengan 6 atom C/C6)
polisakarida
pada tanaman
ATP
ADP
ATP
ADP
polisakarida
pada hewan
glukosa-6-fosfat
fruktosa-6-fosfat
fruktosa-1, 6-difosfat (gula dengan 6 atom C dan 2 fosfat)
lisis
dihidraksikatenon
fosfat
fosfogliseraldehid (PGAL)
(fosfat inorganik)
ATP
2 x NAD
2 ADP
2 ATP
2 x NADH
ADP
2 x 1,3- asam difosfogliserat
2 x 3-asam fosfoglierat
(several steps omitted)
2 x asam piruvat (3C)
2 ADP
2 ATP
H
2
O
Gambar 2.6
Tahapan reaksi glikolisis
Secara sederhana reaksi glikolisis dapat dituliskan sebagai berikut.
6C
6
H
12
O
6
⎛⎛∅
2C
3
H
4
O
3
+ 2NADH
2
+2ATP
glukosa as. Piruvat
Sumber:
Biological Science,
Green
Metabolisme
43
Nasib akhir asam piruvat bergantung pada tersedia tidaknya oksigen
dalam sel. Jika tersedia oksigen, asam piruvat akan masuk ke dalam
mitokondria dan akan dioksidasi menjadi karbon dioksida dan air (respirasi
aerob). Jika sebaliknya (tidak tersedia oksigen dalam sel), asam piruvat akan
diubah menjadi
etanol
atau
asam laktat
(respirasi anaerob).
2. Respirasi Aerob
Respirasi aerob melibatkan dua tahapan reaksi.
Pertama,
jika oksigen yang
akan digunakan cukup tersedia, molekul asam piruvat akan masuk ke dalam
mitokondria. Di dalam mitokondria, asam piruvat mengalami
dekarboksilasi
oksidatif,
yaitu pelepasan CO
2
dan reaksi oksidasi dengan melepaskan
hidrogen (dehidrogenasi). Selama proses tersebut, asam piruvat digabungkan
dengan suatu substansi yang disebut
koenzim A
(sering ditulis sebagai
CoAS-
H
) untuk membentuk
asetil koenzim A (acetyl CoA)
. Sejumlah energi dilepaskan
untuk membentuk ikatan kaya energi dalam molekul asetil koenzim A. Secara
ringkas reaksi dekarboksilasi oksidatif dapat ditulis:
CH
3
COCOOH + CoAS-H + NAD
⎛∅
CH
3
CO-S-CoA +CO
2
+ NADH
2
Asam piruvat
koenzim A
asetil koenzim A
NADH
2
yang dibentuk sebagai hasil pembentukan asetil koenzim A
dikumpulkan dan diikat ke dalam rantai respirasi dalam mitokondria.
Fase
Kedua
respirasi aerob adalah
siklus Krebs
(berdasarkan nama
penemunya yaitu Sir Hans Krebs). Gugus asetil (2C) dari asetil koenzim A
selanjutnya akan masuk ke siklus Krebs melalui reaksi hidrolisis
(penambahan air), dengan melepaskan koenzim A. Gugus asetil tadi
kemudian akan bergabung dengan asam oksaloasetat (mengandung 4 atom
C) membentuk asam sitrat (6C). Reaksi tersebut membutuhkan energi dan
energinya diambil dari ikatan kaya energi dari asetil koenzim A. Suatu siklus
reaksi akan berlangsung jika gugus asetil yang berasal dari asetil CoA
didehidrogenasi untuk membebaskan 4 atom hidrogen dan didekarboksilasi.
Selama proses selanjutnya oksigen diambil dari air dan oksigen tersebut
digunakan untuk mengoksidasi dua atom C menjadi CO
2
. Peristiwa ini
dinamakan
dekarboksilasi oksidatif
. Pada akhir siklus, asam oksaloasetat
terbentuk kembali dan berikatan dengan molekul asetil Co A yang lain dan
siklus berlangsung lagi.
Satu molekul ATP, 4 pasang atom H dan 2 molekul CO
2
akan dibebaskan dalam setiap oksidasi 1 molekul asetil CoA. Atom H yang
dilepaskan selanjutnya ditangkap oleh NAD dan FAD dan akan masuk ke
rantai transpor elektron. Karena selama oksidasi molekul glukosa dihasilkan
dua molekul asetil CoA, siklus Krebs harus berlangsung dua kali. Oleh
karena itu,
hasil bersih dari oksidasi satu glukosa adalah 2 ATP, 4 CO
2
dan 8
pasang atom H
yang akan masuk ke rantai transpor elektron. Secara ringkas
siklus Krebs dapat dilihat pada Gambar 2.7.
44
Biologi Kelas XII SMA dan MA
asam fumarat
(4C)
NADH
2
2 H + NAD
2 H + NAD
NADH
2
FADH
2
NADH
2
Semua hidrogen
diikat pada rantai
tranpor
2 H
Ko. A
NAD
NADH
2
CoA (CoAS-H)
CO
2
CO
2
H
2
O
ke rantai
respirasi
asam piruvat (3C)
asam oksaloasetat (4C)
asam malat (4C)
asam sitrat
(6C)
asam
suksinat (4C)
asam
ketglutarat (5C)
Asetil Ko.A (2C)
(CH
3
CO-S-CoA)
NAD = nikotinamid dunukleotia
FAD = flavoadenin dinukleotia
Gambar 2.7
Diagram ringkas siklus krebs
2H
+
+ FAD
2H
+
+ NAD
3. Rantai Transpor Elektron
Pasangan
-
pasangan atom H yang dibebaskan selama siklus Krebs,
ditangkap oleh koenzim NAD dan FAD dan selanjutnya menjadi NADH
2
dan FADH
2
yang selanjutnya akan masuk ke rantai transpor elektron.
Molekul-molekul tersebut kemudian mengalami rangkaian reaksi redoks yang
terjadi secara berantai dengan melibatkan beberapa zat perantara untuk
menghasilkan ATP dan air. Rantai transpor elektron terjadi dalam
mitokondria. Zat-zat perantara yang terlibat dalam rantai transpor elektron
meliputi
flavoprotein, koenzim Q
&
a
serta sejumlah
sitokrom
(sitokrom b,
sitokrom c, dan sitokrom a dan a
3
). Dalam rangkaian reaksi tersebut, semua
zat antara berfungsi sebagai pembawa hidrogen/pembawa elektron dan
disebut hidrogen atau
elektron carriers
. Perhatikan Gambar 2.8.
Sumber:
Essentials of Biology,
Hopson
Metabolisme
45
NAD
NADH
2
asam suksinat
asam fumarat
FP
FAD
ADP
ATP
ADP
ATP ADP
ATP
2H
2H
FPH
2
FADH
2
CoQH
2
CoQ
2Fe
1+
2H
+
2e
-
2e
-
2e
-
2e
-
H
2
O
O
2
2Fe
2+
sitokrom
b
sitokrom
c
sitokrom a + a
(enzim sito-
krom oksidase)
2Fe
2+
2Fe
3+
2CU
2+
2CU
+
P
P
P
1
/
2
Gambar 2.8
Diagram rantai transpor elektron
Sumber:
Biological Science,
Green
46
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Glukosa
As. piruvat
Hidrogen
Asetil KoA
2 FADH
2
6 O
2
H
2
O
6 H
2
O
6 NADH
2
Hidrogen
Rantai transpor
elektron
DAUR KREBS
4 CO
2
2 CO
2
4 NADH
2
38 ATP
2 ATP
2 ATP
34 ATP
Gambar 2.9
Hubungan antara glikolisis, siklus Krebs, dan rantai transpor elektron dalam
menghasilkan ATP.
Dari bagan reaksi pada Gambar 2.8 dapat disimpulkan bahwa dari 1
molekul NADH
2
yang masuk pada transfer elektron dihasilkan 3 molekul ATP
dan dari 1 molekul FADH
2
dihasilkan 2 molekul ATP. Selama oksidasi 1 molekul
glukosa terjadi 10 NADH
2
(2 dari glikolisis, 2 dari dekarboksilasi oksidatif dan
6 dari siklus Krebs) dan 2 FADH
2
(dari siklus Krebs). Jadi, secara keseluruhan
ATP yang dihasilkan dari rantai transpor elektron adalah 10 x 3 = 30 dan 2 x 2
= 4 sehingga jumlahnya adalah 34 ATP. Hasil bersih ATP selama respirasi aerob
adalah 34 + 2 ATP (glikolisis) + 2 ATP (siklus Krebs) = 38 ATP.
Coba kamu telusuri kembali penjumlahan ATP untuk reaksi-reaksi
tersebut, guna melatih kemampuan kamu dalam menghitung dan lebih
memahami dari mana saja ATP tersebut dihasilkan. Untuk memperjelas
hubungan antara reaksi-reaksi yang terjadi selama respirasi sel secara aerob
dan perolehan energi (ATP) yang dihasilkan, dapat dilihat pada Gambar 2.9.
4. Respirasi Anaerob
Tidak semua organisme melakukan respirasi secara aerob. Beberapa
mikroorganisme, misalnya bakteri mendapatkan energinya (ATP) dengan
Metabolisme
47
glukosa
ragi
asetadehid
asam piruvat
etil alkohol
asam piruvat
NAD
+
C
2
H
4
O
3
C
2
H
5
OH
C
3
H
6
O
3
CO
2
NADH
NAD
+
NAD
+
NADH
FERMENTASI ALKOHOL
FERMENTASI ASAM LAKTAT
asam laktat
NADH
beberapa bakteri
dan sel otot
melakukan respirasi anaerob. Hal ini karena beberapa bakteri akan mati jika
berada dalam kondisi ada oksigen. Organisme semacam ini disebut
anaerob
obligat.
Sebagai contoh, misalnya bakteri
Clostridium botulinum
dan
C. tetani
.
Organisme lain, misalnya ragi atau cacing pita, dapat hidup baik dalam
kondisi ada oksigen atau tanpa oksigen. Organisme semacam ini disebut
anaerob fakultatif.
Beberapa macam sel, seperti sel otot yang kekurangan
oksigen juga dapat melakukan respirasi secara anaerob. Jika pada respirasi
aerob H yang dibebaskan dari glikolisis diikat oleh akseptor hidrogen berupa
oksigen untuk menghasilkan air, maka pada respirasi anaerob karena oksigen
tidak ada, harus ada akseptor hidrogen lain yang menggantikannya. Dalam
keadaan ini asam piruvat bertindak sebagai akseptor dan akan direduksi,
sedangkan NADH akan dioksidasi untuk selanjutnya dihasilkan
asam laktat.
Karena asam laktat dihasilkan sebagai hasil akhir dari respirasi anaerob ini,
jalur metabolisme ini sering disebut
fermentasi asam laktat
. Fermentasi asam
laktat sering terjadi pada otot yang kekurangan oksigen dan penimbunan
asam laktat sering menimbulkan rasa lelah atau pegal-pegal. Akan tetapi
keadaan ini lama-kelamaan akan berkurang, karena asam laktat perlahan-
lahan dibawa oleh darah ke hati. Laktat akan diubah kembali menjadi piruvat
oleh sel hati. Selain itu, fermentasi asam laktat juga dapat terjadi pada
beberapa sel bakteri. Fermentasi asam laktat oleh fungi dan bakteri tertentu
digunakan dalam industri susu untuk membuat keju dan yoghurt.
Gambar 2.10
Diagram yang menunjukkan kemungkinan terjadinya 2 macam fermentasi
dalam respirasi anaerob
Sumber:
The Study of Biology,
Baker
48
Biologi Kelas XII SMA dan MA
KEGIATAN 2.1
Tipe lain dari respirasi anaerob adalah
fermentasi alkohol
, yaitu
dihasilkannya alkohol sebagai hasil akhir. Hal ini dapat terjadi misalnya pada
sel ragi. Pada fermentasi tersebut, satu gugus karboksil dari asam piruvat
dilepaskan (dekarboksilasi) untuk membentuk senyawa antara berupa
asetaldehid. Selanjutnya 2 atom C dari asetaldehid mengambil elektron dari
NADH untuk menghasilkan etil alkohol atau etanol. Fermentasi alkohol dapat
terjadi dalam proses pembuatan minuman (bir, sider, anggur, dan lain lain)
dan pada proses pengembangan roti, yang dilakukan oleh ragi. Secara singkat
hubungan antara respirasi asam laktat dan respirasi alkohol dapat dilihat
pada Gambar 2.10.
Dari penjelasan di atas, coba sekarang kamu hitung, berapa jumlah
ATP yang dihasilkan jika respirasi terjadi tanpa adanya oksigen.
Diskusikan jawabanmu dengan guru dan teman-temanmu.
C. Proses Anabolisme Karbohidrat
Setelah kita membahas reaksi katabolisme, selanjutnya akan dibahas
reaksi penyusunan atau anabolisme. Reaksi anabolisme yang paling penting
yaitu anabolisme karbohidrat yang dikenal dengan
fotosintesis
. Selain itu, akan
dibahas pula tentang Kemonsintesis karena pengubahan CO
2
(karbon
anorganik) menjadi organik (karbohidrat) tidak harus selalu melalui proses
fotosintesis.
1. Fotosintesis
Seluruh makhluk hidup di bumi secara langsung atau tidak langsung
bergantung pada fotosintesis. Dalam peristiwa fotosintesis, karbon anorganik
(CO
2
) dan air akan diubah menjadi karbon organik (karbohidrat) yang
merupakan senyawa dasar bagi pembentukan senyawa-senyawa utama yang
berguna untuk menunjang kehidupan makhluk hidup. Di samping itu dalam
reaksi fotosintesis juga dihasilkan oksigen yang merupakan unsur vital
kehidupan. Reaksi fotosintesis dapat ditulis secara singkat sebagai berikut:
Cahaya matahari
CO
2
+ H
2
O
⎛⎛⎛⎛⎛⎛∅
(CH
2
O)
n
+ n O
2
Klorofil
karbohidrat
Metabolisme
49
C
CH
CH
2
– pada klorofil
a
– pada klorofil
b
cincin perfirin
CH
2
H
2
C
H
C
C
HC
Mg
CH
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
CO
O
O
C
C
N
N
C
C
N
N
H
2
CC
H
3
CH
2
HC
OCH
3
C
C
O
C
C
HH
H
C
HH
C
HH
C
HH
C
HCH
3
C
HH
C
HH
C
HCH
3
C
HH
C
HH
C
HH
C
HCH
3
CH
3
C
CH
3
CH
2
CH
3
CH
3
pada klorofil
a
CHO pada klorofil
b
cincin porfirin
Fotosintesis terutama dapat
dilakukan oleh tumbuhan hijau di
samping oleh alga dan beberapa
bakteri. Pada tumbuhan tinggi, organ
utama yang melakukan fotosintesis
adalah daun. Dilihat dari reaksi pada
fotosintesis, daun selain membutuhkan
CO
2
dan air, juga harus mengandung
klorofil dan pigmen lain sebagai
penangkap energi cahaya matahari
untuk diubah menjadi energi kimia
dalam bentuk senyawa organik.
Pigmen fotosintesis pada tum-
buhan tinggi digolongkan menjadi
dua golongan, yaitu
klorofil
dan
karo-
tenoid
(terdiri atas karoten dan
xantofil). Klorofil menyerap cahaya
matahari pada panjang gelombang
tertentu, bergantung pada jenis
klorofilnya. Struktur kimia dari
molekul klorofil dapat dilihat pada
Gambar 2.11.
Gambar 2.11
Struktur kimia molekul klorofil
Sumber:
Essentials of Biology,
Hopson
50
Biologi Kelas XII SMA dan MA
400
klorofil
a
klorofil
b
karotenoid
panjang gelombang
absorban
500
600
700
Gambar 2.12
Spektrum absorpsi klorofil a, b, dan karotenoid
Klorofil sebagai salah satu komponen penting dalam fotosintesis, terdapat
pada sel daun dan tersimpan pada organel yang disebut
kloroplas
.
Kloroplas
terdiri atas beberapa bagian, yaitu
grana
yang tersusun atas tumpukan
membran
tilakoid
dan struktur seperti jeli yang ada di sekitar grana dan disebut
stroma
(perhatikan lagi bab tentang sel). Karena klorofil berada di kloroplas,
maka peristiwa fotosintesis adalah terjadi pada organ tersebut. Fotosintesis
terjadi pada kloroplas dalam dua tahap reaksi, yaitu
reaksi terang
dan
reaksi
gelap
.
Sebelum dijelaskan tentang reaksi terang dan reaksi gelap, terlebih dahulu
akan dibahas tentang beberapa hal penting yang berkaitan dengan kedua
reaksi tersebut.
a. Peran Pigmen dalam Fotosintesis
Pigmen fotosintesis pada tumbuhan tinggi digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu klorofil dan karotenoid (terdiri atas karoten dan xantofil).
Klorofil merupakan pigmen utama yang diperlukan dalam fotosintesis.
Klorofil menyerap cahaya merah dan ungu biru sehingga terlihat hijau
karena warna tersebutlah yang dipantulkan. Spektrum cahaya yang diserap
klorofil dapat berbeda-beda bergantung pada jenis klorofilnya (perhatikan
Gambar 2.12).
Sumber:
Essentials of Biology,
Hopson
Metabolisme
51
Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa pigmen berperan dalam
menangkap cahaya matahari. Selanjutnya cahaya matahari yang ditangkap
dalam bentuk foton akan digunakan oleh sistem yang ada dalam fotosintesis
untuk menjalankan reaksi. Apa yang sebenarnya terjadi, jika energi foton dari
matahari ditangkap oleh pigmen?
Pigmen adalah senyawa kimia yang dapat menyerap/mengabsorpsi
cahaya tampak. Cahaya yang terserap merupakan sesuatu yang mengandung
energi tinggi. Karena energinya yang tinggi, foton (yang terkandung dalam
cahaya) dapat menyebabkan terlemparnya elektron yang ada pada pigmen,
dan elektron yang terlempar disebut sebagai elektron yang berada pada
keadaan
tereksitasi
. Dalam keadaan tersebut, elektron berada dalam kondisi
yang
tidak stabil
dan menyimpan energi yang tinggi. Untuk menstabilkan
dirinya, elektron yang tereksitasi akan berusaha kembali ke keadaan semula
sambil melepaskan energinya.
Pada reaksi terang, pigmen yang tereksitasi akan kehilangan elektron,
sehingga menghasilkan molekul yang bermuatan positif, seperti terlihat pada
reaksi:
Klorofil
⎛⎛⎛⎛∅
klorofil
+
(bentuk teroksidasi) + e
-
Elektron yang dilepaskan dalam peristiwa tersebut kemudian akan
ditangkap oleh molekul lain yang disebut penangkap elektron atau
akseptor
elektron
. Dalam hal ini klorofil ada dalam bentuk teroksidasi dan akseptor
elektron menjadi senyawa yang tereduksi. Dalam hal ini klorofil dapat juga
disebut sebagai
donor elektron
.
b. Unit-Unit Fotosintetik dan Pusat Reaksi
Unit-unit fotosintetik terdapat dalam membran tilakoid pada grana dari
sebuah kloroplas. Unit fotosintetik terdiri atas sejumlah klorofil a, klorofil b,
dan karotenoid yang masing-masing mempunyai klorofil a khusus sebagai
pusat reaksi. Dalam membran tilakoid terdapat dua tipe unit fotosintetik,
yaitu
fotosistem I
dan
II (PSI dan PSII)
. PSI disebut juga P
700
dan PSII disebut
P680 (sesuai puncak absorpsi panjang gelombang yang diserapnya).
Fotosistem mengandung kumpulan pigmen tambahan yang akan
melakukan energi foton yang ditangkapnya menuju
molekul pigmen utama
dan molekul ini disebut
pusat reaksi
. Pada pusat reaksi, energi yang ditangkap
dari cahaya digunakan untuk menjalankan reaksi. Jadi, di sinilah energi
cahaya diubah menjadi energi kimia sehingga pusat reaksi dapat disebut
pusat
pengubah energi
dalam fotosintesis.
energi matahari
52
Biologi Kelas XII SMA dan MA
H
2
O
2e
2e
–
2H
+
2e akseptor
elektron
sitokrom
ADP + P
ATP
NADP
2–
NADPH
2
2e
–
PS II
kl a
P680
PS I
kl a
P700
1/2 O
2
+ 2H
+
c. Reaksi Terang (Fotofosforilasi)
Agar lebih memahami tentang reaksi terang, pelajarilah gambar bagan
di bawah ini.
Gambar 2.13
Skema aliran elektron melalui PSII dan PSI pada reaksi terang
Jika cahaya (foton) mengenai PSII maupun PSI, energinya yang tinggi
akan menyebabkan klorofil yang ada pada kedua fotosistem tersebut
melepaskan elektron, menjadi klorofil
+
. Pada PSII, foton juga sekaligus
menyebabkan pecahnya molekul air menjadi hidrogen dan oksigen dengan
2e
–
tertinggi
terendah
fotosistem
II
fotosistem
I
2H
+
H
2
O
P700
cahaya
cahaya
2e
2e
–
2H
+
NADP
NADPH
2
2e
–
2e
–
ADP+Pi
AT P
ADP+Pi
AT P
2e
–
2e
–
rantai elekton carriers
energi potensial
2e
–
2e
–
Reaksi terang adalah reaksi yang terjadi pada membran tilakoid grana,
yang akan menghasilkan ATP dari ADP+fosfat (fosforilasi) dan NADPH
2
dari
NADP. Pembentukan ATP pada reaksi terang menggunakan energi matahari
(foton) sehingga peristiwanya disebut
fotofosforilasi
. Dalam reaksi terang juga
dibutuhkan hidrogen untuk mereduksi NADP menjadi NADPH
2
. Pada
tumbuhan, hidrogen diperoleh dari pemecahan molekul air menjadi hidrogen
dan oksigen. Hasil reaksi terang selanjutnya akan digunakan dalam reaksi
gelap. Perhatikan Gambar 2.13
Keterangan:
∅
aliran elektron nonsiklik
- - > aliran elektron siklik
reaksi kimia lain
x, y, z, akseptor ekstra
Sumber:
Biological Science,
Green
Sumber:
Biological Science,
Green
Metabolisme
53
melepaskan elektron. Elektron yang dilepaskan air akan menggantikan
elektron yang hilang pada klorofil (PSII), sedangkan elektron yang dilepaskan
klorofil pada PSII akan ditangkap oleh suatu akseptor elektron (X). Selanjutnya
elektron dilepaskan kembali oleh akseptor X dan melalui suatu rantai
pembawa elektron. Elektron tersebut akhirnya sampai di PSI. Elektron ini
menggantikan elektron yang dilepaskan klorofil pada PSI, sedangkan elektron
yang dilepaskan PSI akan ditangkap oleh akseptor hidrogen, yaitu Y.
Selanjutnya Y melepaskan elektron tersebut dan melalui serangkaian
pembawa elektron, elektronnya ditangkap oleh NADP untuk membentuk
NADPH
2
.
Elektron yang ditangkap oleh Y selain dapat ditangkap oleh NADP juga
dapat kembali ke PSI.
Selama pergerakan elektron dari akseptor X menuju PSI dan dari Y
menuju PSI, energi yang dilepaskannya digunakan untuk memfosforilasi ADP
menjadi ATP. Untuk setiap pasang elektron dapat dihasilkan 2 molekul ATP.
Jadi, secara keseluruhan reaksi yang terjadi pada reaksi terang dapat ditulis:
H
2
O + NADP + 2ADP + 2Pi ———
1
2
O
2
+ NADPH
2
+ 2ATP
d. Reaksi Gelap (Fiksasi CO
2
atau Siklus Calvin)
Reaksi gelap adalah lanjutan dari reaksi terang dan terjadi pada stroma.
Pada reaksi tersebut energi berupa ATP dan molekul pereduksi NADPH
2
yang dihasilkan reaksi terang, digunakan untuk mereduksi/memfiksasi CO
2
.
Pada reaksi gelap/siklus Calvin, CO
2
dan air dari lingkungan secara
enzimatis direaksikan dengan suatu molekul akseptor yang mengandung 5
atom C (Ribulosa,1,5-bifosfat/RuBP) untuk membentuk 2 molekul antara
beratom C
3
yaitu asam fosfogliserat (PGA). Molekul antara ini kemudian
direduksi untuk menghasilkan karbohidrat. Peristiwa tersebut juga dilengkapi
dengan pembentukan kembali (regenerasi) molekul C
5
yang selanjutnya akan
digunakan lagi untuk mengikat CO
2
yang masuk. Jadi, dalam siklus Calvin
terdapat 3 tahap reaksi, yaitu:
a.
Karboksilasi
(pengambilan CO
2
) oleh akseptor RuBP membentuk 2 molekul
PGA yang mengandung 3 atom C.
b.
Reduksi
molekul PGA menjadi asam fosfogliseraldehid (PGAL) yang
selanjutnya akan membentuk karbohidrat berupa glukosa, sukrosa, dan
amilum.
c.
Regenerasi
(pembentukan kembali) akseptor CO
2
, yaitu RuBP, dari
molekul PGAL. Proses ini diperlukan karena CO
2
terus-menerus
dihasilkan dari reaksi terang sehingga harus selalu tersedia senyawa yang
dapat mengikatnya, yaitu RuBP.
Untuk lebih memperjelas hubungan antara ketiga tahap reaksi tersebut,
kamu dapat memerhatikan Gambar 2.14.
54
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Ribulosa 1,5-
bifosfat
Triosa
fosfat
CO
2
+ H
2
O
Karboksilasi
Reduksi
Sukrosa
ADP + Pi
ATP
+
NADPH
3-fosfogliseral
Regenerasi
Tiga tahap
pada siklus
Calvin
1
2
3
ADP
ATP
Gambar 2.14
Hubungan tiga tahapan reaksi yang terjadi pada siklus Calvin secara ringkas
Dari uraian di atas, secara singkat dapat dituliskan reaksi yang terjadi
pada siklus Calvin adalah sebagai berikut.
H
2
O + CO
2
(CH
2
O H)+ 2H
2
H
3 ATP
3 ADP + Pi
2 NADP
2 NADPH
2
Gambar 2.15
Reaksi singkat siklus Calvin
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa reaksi terang berhubungan
langsung dengan reaksi gelap untuk menghasilkan suatu produk, yaitu
karbohidrat yang merupakan senyawa utama penyusun senyawa-senyawa
vital untuk kehidupan organisme.
(CH
2
OH) + 2H
2
O
Sumber:
Biological Science,
Green
Sumber:
Biological Science,
Green
Metabolisme
55
2. Kemosintesis
Pengubahan CO
2
(karbon anorganik) menjadi karbon organik
(karbohidrat) tidak harus selalu melalui proses fotosintesis, energi diambil
dari energi cahaya (foton). Beberapa organisme, seperti bakteri, mampu
memfiksasi CO
2
menjadi karbohidrat dengan menggunakan sumber energi
lain, yaitu energi kimia. Organisme semacam ini disebut
organisme kemosintetik.
Pada organisme kemosintetik, energi diambil dari oksidasi materi
anorganik seperti hidrogen, hidrogen sulfida, sulfur (belerang), besi (Fe),
amonia dan nitrit. Beberapa contoh reaksi yang dilakukan oleh beberapa
macam bakteri untuk memperoleh energi yang selanjutnya digunakan untuk
memfiksasi CO
2
dapat dilihat di bawah ini.
1.
Bakteri besi (misalnya
Leptothrix
)
oksigen
Fe
2+
⎛⎛⎛⎛⎛⎛∅
Fe
3+
+ energi
2.
Bakteri sulfur tak berwarna (misalnya
Thiobacillus
)
Oksigen atau
S
⎛⎛⎛⎛⎛⎛∅
SO
4
2–
+ energi
Nitral
3.
Bakteri Nitrifikasi
oksigen
NH
4
+
⎛⎛⎛⎛⎛⎛∅
NO
3
–
+ energi (misalnya pada
Nitrosomonas
)
amonium nitrit
oksigen
NH
2
–
⎛⎛⎛⎛⎛⎛∅
NO
3
–
+ energi (misalnya
Nitrobacter
)
Bakteri kemosintetik berperan penting di alam karena dapat menjaga
kesuburan tanah melalui aktivitasnya dalam daur nitrogen. Kemosintesis
adalah reaksi pembentukan karbohidrat dari CO
2
dan air tanpa menggunakan
energi matahari sebagai sumber energi, tetapi menggunakan energi dari reaksi
kimia. Kemosintesis dapat dilakukan oleh bakteri kemosintetik.
D. Keterkaitan Proses Katabolisme dan Anabolisme
Seperti telah dibahas secara terperinci pada subbab di atas, metabolisme
meliputi dua proses utama yang keduanya merupakan proses yang saling
berkaitan. Pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana untuk
menghasilkan energi disebut katabolisme. Karena dalam peristiwa ini
dihasilkan energi, maka reaksinya bersifat
eksergonik
. Sebaliknya proses
56
Biologi Kelas XII SMA dan MA
energi cahaya
CO
2
+ H
2
O energi
tumbuh
perbaikan
mekanik
pembelahan sel
transport aktif
kerja
materi organik
reaksi anabolisme
reaksi katabolisme
misalnya, respirasi
sebagian dibebaskan
sebagai panas
anabolisme
diserap
difusi
difusi
lingkungan elektron seluler
materi organik
(karbohidrat,
protein, vitamin,
lemak)
O
2
tumbuhan hijau
materi organik
+
Gambar 2.16
Hubungan antara proses anabolisme dan katabolisme dalam metabolisme
penyusunan atau sintesis dari molekul sederhana menjadi molekul yang lebih
kompleks disebut
anabolisme
, dan dalam proses ini dibutuhkan energi
(
endergonik
). Anabolisme selain meliputi sintesis karbohidrat, juga sintesis
lemak, sintesis protein, dan senyawa organik lain yang dibutuhkan sel,
sedangkan katabolisme terutama adalah katabolisme glukosa dalam respirasi
sel. Secara sederhana hubungan antara proses yang dijelaskan di atas dapat
dilihat pada Gambar 2.16.
transpor aktif
materi anorganik
Sumber:
Biological Science,
Green
E. Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Lemak,
dan Protein
Secara terperinci telah dibahas tentang metabolisme karbohidrat. Pada
kenyataannya sel tidak hanya membutuhkan atau menyediakan karbohidrat,
sebagai bahan bakar untuk respirasi seluler, tetapi juga senyawa organik lain
seperti lemak dan protein Bagaimana metabolisme kedua senyawa tersebut
dan bagaimana hubungannya dengan metabolisme karbohidrat?
Pada metabolisme karbohidrat (glukosa), glikolisis dan daur Krebs
merupakan jalur utama dalam pemecahan glukosa menjadi energi. Seperti
halnya glukosa, lemak dan protein juga dapat digunakan sebagai bahan bakar
untuk menghasilkan energi dengan menggunakan jalur metabolisme yang
hampir sama.
Metabolisme
57
Melalui reaksi hidrolisis, protein dalam sel akan dipecah menjadi asam
amino-asam amino. Monomer ini kemudian dapat diubah menjadi piruvat,
Asetil Ko A atau zat-zat antara pada daur Krebs. Piruvat, Asetil Ko A dan zat-
zat yang dihasilkan selama daur Krebs dapat disebut zat antara yang nantinya
dapat digunakan untuk menyusun senyawa-senyawa lain yang dibutuhkan
sel. Hal ini dapat terjadi karena reaksi pemecahan dan penyusunan bersifat
reversible
(dapat berkebalikan). Sebagai contoh Asetil Ko A hasil pemecahan
asam amino dapat digunakan sebagai bahan dasar penyusun steroid, yaitu
senyawa yang dibutuhkan sel dalam membentuk hormon. Jumlah energi yang
dapat dihasilkan dari 1 gram protein sama dengan energi yang dihasilkan
dari 1 gram karbohidrat, yaitu 4 kalori. Dengan demikian, jumlah ATP yang
dihasilkannya akan sama pula. (Mengapa demikian? Dengan cara peng-
hitungan yang telah dijelaskan dalam metabolisme karbohidrat, hitung jumlah
ATP yang dapat dihasilkan dari 1 molekul protein. Diskusikan dengan guru
dan teman-temanmu).
Lemak juga mengalami hal serupa, tetapi sedikit lebih kompleks.
Pemecahan lemak dimulai dengan hidrolisis dari trigliserid menjadi gliserol
dan asam lemak. Selanjutnya gliserol akan dimodifikasi menjadi gliseraldehid-
3-fosfat (PGAL) dan masuk ke tahap ke-4 dari glikolisis menjadi asam piruvat,
Asetil Ko A dan masuk daur Krebs. Asam lemak akan dipecah membentuk
Asetil Ko A dan masuk ke daur Krebs yang dengan penambahan NADH
dan FADH
2
dioksidasi dalam rantai transpor elektron. Dari sini dapat
dikatakan bahwa dari 1 senyawa
lemak dapat dihasilkan 2 molekul
Asetil Ko A karena 1 molekul lemak
dapat dipecah menjadi 1 molekul
gliserol dan 1 molekul asam lemak.
Tiap-tiap molekul tersebut dapat
menghasilkan 1 molekul asetil Ko A.
Dengan cara yang serupa dengan
penghitungan ATP pada metabolis-
me glukosa, kita dapat menghitung
jumlah ATP yang dihasilkan untuk
setiap 1 molekul lemak (B.3). 1 gram
lemak dapat menghasilkan 9 kalori
atau hampir 2.5 kali lebih banyak di-
banding dengan gula atau protein.
Untuk lebih memperjelas keterangan-
keterangan di atas, perhatikan
Gambar. 2.17.
Protein
Karbohidrat
Lemak
Gula
Gliserol
Asam
lemak
Asam
amino
NH
3
Glikolisis
Glukosa
Piruvat
Asetil CoA
Rantai Transpor
Elektron
Dan Fosforilasi
Oksidatif
Gliseraldehida – P
Siklus
Krebs
Gambar 2.17
Hubungan antara
penggunaan karbohidrat, protein, dan
lemak sebagai bahan bakar dalam
respirasi sel.
Sumber:
Biology,
Barrett
58
Biologi Kelas XII SMA dan MA
F. Teknologi yang Terkait dengan Metabolisme
Pengetahuan manusia tentang metabolisme, menjadi dasar ditemukannya
teknologi yang bertujuan memecahkan permasalahan yang dihadapi manusia
sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya. Manusia sering kali mengalami
suatu kondisi yang tidak sesuai dengan keadaan normal, misalnya karena
penyakit. Penyakit-penyakit tertentu dapat disebabkan oleh kondisi makanan
yang dikonsumsinya. Di samping itu, keadaan lingkungan yang tidak
menguntungkan, dapat mengancam ketersediaan bahan makanan untuk
kelangsungan hidup manusia. Beberapa usaha manusia dalam mengatasi
kedua permasalahan di atas akan dibahas lebih lanjut.
1. Makanan Berkadar Gula Rendah
Dalam keadaan normal, konsumsi gula (sukrosa) dalam jumlah tertentu
tidak akan menjadi suatu permasalahan bagi tubuh. Namun, dalam kondisi
sakit, misalnya karena kelainan metabolisme pada penyakit diabetes melli-
tus, dan kegemukan (obesitas), konsumsi gula dalam jumlah normal dapat
menimbulkan permasalahan serius bagi penderita penyakit di atas karena
dapat meningkatkan kadar gula dalam darah dan meningkatkan berat badan
bagi penderita kegemukan.
Seperti diketahui, dalam memilih makanan kita tidak hanya mem-
perhitungkan nilai gizi yang terkandung, tetapi juga mempertimbangkan rasa.
Hampir semua manusia menyukai rasa manis. Bagaimana dengan penderita
kedua penyakit tadi yang juga masih membutuhkan rasa manis pada
makanannya, tetapi tidak boleh mengonsumsi gula dalam jumlah tertentu?
Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan bahan pengganti gula dengan rasa
yang tetap manis, tetapi dengan kalori rendah.
Aspartam
adalah salah satu bahan pengganti gula yang ditemukan oleh
G.D. Searle pada tahun 1965. Bahan ini 200 kali lebih manis dibanding dengan
gula, sehingga untuk menimbulkan rasa manis, tidak dibutuhkan bahan
dalam jumlah banyak. Searle mematenkan Aspartam dengan nama dagang
Nutrasweet
. Tahun 1981, Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika (FDA),
merekomendasikan digunakannya pemanis ini dalam “soft drink diet” ,
yoghurt
berkadar lemak rendah dan pada puding beras. Aspartam terdiri
atas dua molekul asam amino esensial, yaitu phenilalanin dan asam aspartat.
Sakarin
merupakan pemanis buatan yang telah lama kita kenal. Bahan ini
20 kali lebih murah dibandingkan Aspartam. Sakarin hampir tidak
mengandung kalori sehingga penggunaannya tidak akan menimbulkan
permasalahan kelebihan kalori.
HFCS (High Fructose Corn Syrup)
, bukan merupakan pemanis buatan,
tetapi karena fruktosa lebih manis dibanding dengan glukosa dalam kadar
yang sama, maka penggunaan pemanis ini juga dapat mengurangi jumlah
Metabolisme
59
kalori. Fruktosa (HFCS) seperti namanya berasal dari jagung dan dibuat
dengan proses pengubahan glukosa menggunakan enzim
glucosa isomerase
yang dimobilisasi.
Gula alkohol
adalah gula hasil turunan alkohol yang secara alami banyak
ditemukan pada buah-buahan dan sayuran. Di antara gula alkohol yang kita
kenal adalah sorbitol yang sering digunakan untuk menimbulkan rasa manis
pada permen, permen karet, atau roti.
Mencari Informasi tentang Dampak dari Penggunaan Pemanis
Buatan
Di antara kalian mungkin pernah mendengar berita bahwa
penggunaan pemanis buatan dapat menimbulkan dampak negatif bagi
pemakainya. Misalnya, penggunaan Aspartam akhir-akhir ini disinyalir
dapat menimbulkan dampak negatif bagi penderita penyakit
phenilketonuria (PKU). Coba kumpulkan informasi tentang
penggunaan pemanis buatan dan dampak negatif dan positif yang
dapat ditimbulkannya dan buatlah semacam kliping atau makalah dari
apa yang telah kamu temukan. Bersama guru dan temanmu diskusikan
informasi-informasi yang terkumpul tersebut, guna memperoleh
informasi yang lebih luas dan menyeluruh.
2. Teknologi Pengawetan Makanan
Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, manusia harus senantiasa
menjaga ketersediaan bahan makanannya. Namun seperti diketahui, bahan
makanan manusia juga merupakan media yang baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme yang ada di lingkungan. Dengan demikian, manusia harus
berusaha mencegah agar bahan makanan tersebut tidak dijadikan sebagai
media bagi pertumbuhan mikroba, dengan cara mengawetkannya.
Mengawetkan dalam hal ini dapat berarti mencegah masuknya mikroba atau
membunuh dan mencegah pertumbuhan mikroba yang telanjur masuk ke
dalam bahan makanan tersebut. Dengan pengawetan yang baik, bahan
makanan menjadi lebih berkualitas karena dapat selalu digunakan dalam
keadaan yang terbaik dan terbebas dari organisme pengganggu beserta
senyawa-senyawa merugikan yang dihasilkannya.
Bermacam-macam metode pengawetan makanan telah dilakukan oleh
manusia dari yang paling sederhana, seperti pengeringan, pemanisan,
pengasinan sampai yang lebih canggih, seperti iradiasi, pengozonan, dan
perlakuan dalam kondisi vakum (hampa udara).
KEGIATAN 2.1
60
Biologi Kelas XII SMA dan MA
KEGIATAN 2.2
a.
Pengeringan
Proses ini sebenarnya bertujuan menghilangkan air dari bahan yang
diawetkan. Dengan menurunnya kadar air, mikroba tidak dapat tumbuh
dengan baik karena untuk pertumbuhannya air merupakan komponen
terpenting.
b.
Pemanisan dan pengasinan
Tujuan kedua proses tersebut adalah untuk menaikkan tekanan osmotik
larutan dalam lingkungan mikroba dengan penambahan gula atau garam
dalam konsentrasi tinggi. Dengan demikian, air akan ditarik dari sel
mikroba dan sel akan mengalami dehidrasi, metabolisme terhenti
sehingga memperlambat atau menghambat pertumbuhan mikroba.
c.
Suhu tinggi/rendah
Perlakuan suhu yang ekstrem, seperti panas, dingin atau beku, dapat
menghambat atau membunuh mikroba. Dengan suhu ekstrem, enzim-
enzim dalam mikroba akan rusak atau berhenti bekerja sehingga proses
metabolisme terhenti yang pada akhirnya menyebabkan kematian atau
terhambatnya pertumbuhan mikroba.
d.
Iradiasi
Iradiasi merupakan metode pengawetan makanan yang relatif baru.
Iradiasi bahan makanan biasanya menggunakan iradiasi elektromagnetik,
yaitu iradiasi yang menghasilkan foton berenergi tinggi yang dapat
menyebabkan terjadinya ionisasi dan eksitasi pada materi yang
dilaluinya. Iradiasi semacam ini dikenal dengan iradiasi pengion. Iradiasi
pengion yang paling sering digunakan adalah sinar
γ
(gamma) yang
dipancarkan dari kobalt radioaktif (Cobalt-60) dan sesium radioaktif
(Caesium-37). Keefektifan radiasi berintensitas tinggi ini dalam
mensterilkan suatu produk tidak diragukan lagi. Namun, pengaruh
iradiasi terhadap rasa, bau, aroma, warna, tekstur dan mutu gizi masih
perlu dikaji dengan lebih baik. Demikian pula dengan perubahan-
perubahan kimiawi yang mungkin dihasilkan dari bahan pangan yang
diiradiasi, masih perlu dievaluasi pengaruhnya terhadap manusia dan
hewan.
Meneliti Metode Pengawetan Makanan
Kualitas makanan, di antaranya ditentukan oleh proses pengawetan
atau penyimpanannya. Dari metode-metode pengawetan makanan
yang telah dijelaskan di atas, kembangkanlah suatu
penelitian sederhana
yang bertujuan
melihat metode pengawetan paling cocok bagi suatu bahan
Metabolisme
61
makanan
, diukur dari keawetan, terjadi tidaknya perubahan rasa, bau
dan warnanya. Pilih beberapa macam bahan makanan dan cara
pengawetan yang paling sesuai dengan kondisi di sekolahmu
(ketersediaan alat, bahan, dan waktu).
Sebagai contoh kamu dapat memilih bahan makanan: roti, buah, atau
ikan. Proses pengawetan, misalnya pemanisan, pengasinan,
pendinginan, atau pengeringan. Lakukan penelitian tersebut dengan
tahapan-tahapan metode ilmiah yang telah diajarkan. Jangan lupa
tentukan mana variabel bebas dan variabel terikatnya. Catat hasil
penelitianmu, lalu presentasikan dan diskusikan di depan kelas.
3. Makanan Suplemen
Dalam kondisi normal, kebutuhan gizi manusia sebenarnya telah dapat
tercukupi dari makanan seimbang yang dikonsumsinya. Namun, dalam
keadaan tertentu misalnya sakit, untuk beraktivitas terlalu tinggi atau baru
sembuh dari sakit, sering kali diperlukan suplemen makanan yang dapat
manambah atau mengganti zat-zat gizi yang kurang terpenuhi karena kondisi-
kondisi tersebut. Sebagai contoh orang sakit yang tidak sadarkan diri atau
tidak mampu makan dengan normal, tubuhnya tetap harus disuplai dengan
zat-zat gizi. Dari mana zat gizi tersebut dapat diperoleh? Zat-zat gizi dalam
bentuk lain selain makanan yang kita makan sehari-hari, dan dapat mengganti
atau menambah kebutuhan gizi manusia kita kenal dengan makanan
suplemen. Makanan suplemen tersebut misalnya berupa sumber energi,
berupa cairan infus, protein, tablet vitamin, atau multivitamin dan mineral.
a. Cairan Infus
Cairan infus sebagai makanan suplemen (makanan pengganti) biasanya
mengandung larutan gula berupa glukosa. Seperti kita ketahui glukosa adalah
bahan yang paling mudah diserap usus dan diubah menjadi energi siap pakai.
Dengan demikian, kebutuhan energi bagi penderita tidak harus disuplai
melalui makanan, tetapi dapat digantikan dengan cairan ini.
b. Protein Sel Tunggal (PST)
Protein sel tunggal dihasilkan dari material mikroba termasuk fungi
(terutama ragi) dan alga berupa
Chlorella
dan
Spirullina
. PST mempunyai nilai
nutrisi yang tinggi karena bahan terbanyak yang dikandung mikroba-mikroba
tersebut adalah protein. Protein mikroba tersebut dapat digunakan secara
langsung sebagai bagian dari bahan makanan manusia, meskipun saat ini
masih lebih sering digunakan sebagai makanan hewan. Ada beberapa alasan
mengapa PST dapat digunakan sebagai bahan pangan alternatif. Mikroba
62
Biologi Kelas XII SMA dan MA
I N F O B I O L O G I
dapat tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan hewan dan tumbuhan,
dapat menggunakan substrat yang bervariasi termasuk bahan limbah se-
hingga sekaligus dapat menekan polusi, dan mikroba dapat tumbuh pada
tempat yang relatif sempit. Karena hal-hal tersebut, PST sering dikatakan
sebagai sumber protein masa depan.
c. Vitamin
Vitamin juga dapat dikatakan sebagai makanan suplemen karena pada
kondisi tertentu, seperti sakit atau baru sembuh dari sakit, diperlukan tambahan
vitamin selain dari makanan untuk mempercepat penyembuhan. Vitamin dapat
berfungsi sebagai koenzim dalam proses-proses metabolik penting (misalnya
B kompleks) dan fungsi-fungsi lain seperti antioksidan (misalnya vitamin A,C,
dan E).
d. Mineral
Beberapa mineral dapat ditambahkan pada makanan suplemen yang
disebut multivitamin, yang di dalamnya selain mengandung vitamin juga
terdapat beberapa mineral. Mineral penting yang sangat dibutuhkan tubuh,
di antaranya P (fosfor), Ca (kalsium), dan Fe (besi). Manusia memerlukan
kalsium dan fosfor dalam jumlah relatif besar untuk pembentukan dan
pemeliharaan tulang. Kalsium juga diperlukan untuk fungsi normal otot, dan
fosfor merupakan unsur pembentuk ATP dan asam nukleat. Besi adalah
mineral yang penting dalam pembentukan hemoglobin.
Untuk menambah wawasanmu tentang teknologi pengawetan makanan
dan makanan suplemen, kumpulkanlah tulisan-tulisan tentang hal tersebut
baik dari koran, majalah, atau internet. Presentasikan hasilnya dan diskusikan
serta analisis dampak positif dan negatifnya, selanjutnya buatlah saran-sa-
ran pemecahan masalah yang mungkin timbul.
Bahaya Terlalu Banyak Minum “Soft Drink”
Saat orang Amerika mulai sadar pada dampak buruk mengonsumsi
sukrosa, kita di sini malah bangga meniru pola makan mereka. Bahkan
lebih getol mengasup “soft drink”, permen, biskuit yang dilapisi sukrosa,
sampai gula dan sirup jagung yang kerap dipromosikan sebagai rendah
kalori (padahal tidak begitu).
Tugas
Metabolisme
63
Banyak orang masih belum mengerti bahwa gula (gula dari tebu atau
sukrosa) mengandung glukosa dan fruktosa dengan perbandingan yang
sama besar. Dalam kondisi “normal” tidak berlebihan), glukosa dibakar
melalui jalur “biasa” menjadi tenaga, sedangkan sisa pembakaran glukosa
diubah menjadi asam lemak. Pembakaran fruktosa pun harus melalui jalur
pembakaran glukosa ini. Setelah sukrosa dicerna di usus, glukosa dan
fruktosa masuk ke pembuluh darah dan hati.
Bagaimana jika sukrosa yang dikonsumsi terlalu banyak sehingga
timbul gelombang atau “banjir” glukosa dan fruktosa? Dampaknya,
fruktosa tidak dapat masuk jalur pembakaran glukosa sehingga terpaksa
menempuh jalur pintas, diubah menjadi gliserol-3-fosfat. Begitu juga
dengan glukosa, jika terlalu banyak akan diubah pula menjadi gliserol-3-
fosfat. Padahal gliserol-3-fosfat ini dapat mengikat tiga asam lemak dan
membentuk trigliserida. Trigliserida ada yang bebas beredar dalam darah,
ada pula yang disimpan dalam jaringan lemak. Peningkatan kadar
trigliserida dapat memicu penyakit jantung dan pembuluh darah
(kardiovaskuler).
Begitu berbahayanya trigliserida ini, kelebihan 800mg/dl saja sudah
dapat menyebabkan terjadinya pankretitis akut atau radang kelenjar
pankreas, untuk itu penting menjaga trigliserida tetap normal, di bawah
80 mg/dl.
Dahulu di Amerika Serikat, meningkatnya kasus kardiovaskuler,
obesitas, dan diabetes menimbulkan kekhawatiran, sekaligus menim-
bulkan gagasan untuk mengganti konsumsi lemak hewan dengan
karbohidrat sebagai sumber energi. American Diabetes Association
bahkan merekomendasikan energi dari lemak tidak boleh lebih dari 30%.
Karbohidrat pun menggantikan posisi lemak sebagai sumber energi
utama. Namun, sumber energi pengganti lemak pun tak sepenuhnya aman
karena belakangan terbukti, sukrosa terutama fruktosa, ternyata dapat
meningkatkan kadar trigliserida dan menurunkan kadar kolesterol baik
dalam darah sehingga meningkatkan jumlah pasien kardiovaskuler. Tak
heran kalau American Diabetes Association akhirnya menganjurkan
pembatasan pemakaian sukrosa dan menggantikannya dengan tepung.
Sumber
:
Intisari
, Maret 2005
64
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Kata Kunci
akseptor elektron
active site
anabolisme
ATP
biokatalisator
energi aktivasi
enzim
glikolisis
katabolisme
kemosintesis
koenzim
kofaktor
metabolisme
reaksi gelap
Rangkuman
1.
Metabolisme adalah seluruh proses atau reaksi biokimia dalam sel
untuk memperoleh dan menggunakan energi guna melaksanakan
aktivitas dan menjaga kelangsungan hidup sel tersebut. Meta-
bolisme terdiri atas anabolisme (penyusunan) dan katabolisme
(pemecahan).
2.
Setiap peristiwa metabolisme membutuhkan komponen-
komponen penunjang utama. Komponen tersebut terdiri atas enzim
sebagai biokatalisator, kofaktor enzim berupa FAD, FMN, NADP,
ATP, dan reaksi oksidasi-reduksi (redoks).
3.
Respirasi sel adalah peristiwa katabolisme ketika terjadi pe-
mecahan/oksidasi glukosa menjadi CO
2
dan air untuk
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Respirasi sel dapat terjadi
dengan adanya oksigen (aerob) dan tanpa oksigen (anaerob).
Respirasi secara aerob terdiri atas tiga reaksi, yaitu glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif (siklus Krebs), dan rantai transpor elektron.
4.
Fotosintesis merupakan peristiwa anabolisme (penyusunan)
karbohidrat, terutama dilakukan oleh tumbuhan hijau. Dalam
peristiwa ini, molekul CO
2
dan air diubah menjadi karbohidrat dan
oksigen dengan bantuan klorofil dan energi matahari. Fotosintesis
terdiri atas dua tahap reaksi, yaitu reaksi terang yang menghasilkan
ATP dan NADPH
2
dan reaksi gelap yang menghasilkan
karbohidrat. Kedua reaksi terjadi di kloroplas.
5.
Kemosintesis adalah reaksi pembentukan karbohidrat dari CO
2
dan
air, tidak menggunakan energi matahari sebagai sumber energi,
tetapi menggunakan energi dari reaksi kimia. Kemosintesis dapat
dilakukan oleh bakteri kemosintetik.
reaksi redoks
reaksi terang
siklus krebs
siklus Calvin
Metabolisme
65
A. Pilih jawaban yang paling tepat.
1.
Dalam metabolisme, reaksi selalu terjadi secara bertahap. Hal ini
bertujuan untuk . . . .
A. menghasilkan energi yang lebih banyak
B.
memanfaatkan energi yang lebih efektif
C. menghasilkan senyawa-senyawa antara
D. menghasilkan ATP
E.
mengubah bentuk energi
2.
Enzim berfungsi sebagai katalis biologis karena dapat . . . .
A. mengurangi energi aktivasi dalam suatu reaksi biokimia
B.
mempertahankan reaksi biokimia dalam sel
C. menyeimbangkan reaksi biokimia dalam sel
D. mengurangi penggunaan bahan bakar dalam sel
E.
bekerja dalam reaksi pembentukan maupun penguraian
3.
Energi hasil metabolisme selalu disimpan dalam bentuk . . . .
A. NADP
D. Karbohidrat
B.
Produk
E.
FAD
C. ATP
4.
Oksidasi adalah peristiwa . . . .
A. pelepasan elektron
B.
penerimaan elektron
C. pelepasan oksigen
D. penerimaan hidrogen
E.
pelepasan oksigen dan penerimaan hidrogen
5.
Jumlah ATP yang dihasilkan pada rantai transpor elektron dalam respirasi
adalah . . . .
A. 34 ATP
D. 36 ATP
B.
32 ATP
E.
10 ATP
C. 38 ATP
6.
Dalam fotosintesis, energi cahaya dapat diubah menjadi energi kimia
terutama karena adanya . . . .
A. ATP
D. Klorofil
B.
Akseptor elektron
E.
Enzim
C. Donor elektron
Evaluasi Akhir Bab
66
Biologi Kelas XII SMA dan MA
7.
Dalam rantai transpor elektron, yang bertindak sebagai pembawa
elektron adalah . . . .
A. flavoprotein, koenzim Q, dan sitokrom
B.
NAD dan FAD
C. ATP
D. ADP dan fosfat inorganik
E.
NADPH
2
8.
Yang dimaksud dengan organisme anaerob fakultatif adalah . . . .
A. organisme yang tidak dapat melakukan respirasi tanpa oksigen
B.
organisme yang dapat melakukan respirasi tanpa oksigen
C. organisme yang dapat melakukan respirasi dengan dan tanpa adanya
oksigen
D. organisme yang mati jika ada oksigen
E.
organisme yang mati tanpa ada oksigen
9.
Reaksi terang pada fotosintesis menghasilkan . . . .
A. Karbohidrat
D. Karbohidrat dan oksigen
B.
CO
2
dan air
E.
ATP dan asam piruvat
C. ATP, NAFPH
2
dan oksigen
10. Bahan yang terkandung dalam larutan infus sebagai sumber energi adalah . . . .
A. sukrosa
D. glukosa
B.
protein
E.
garam
C. lemak
B. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar.
1.
Apa yang dimaksud dengan metabolisme? Jelaskan hubungannya
dengan energi, reaksi biokimia, dan enzim.
2.
Metabolisme terdiri atas anabolisme dan katabolisme. Jelaskan masing-
masing istilah tersebut dan hubungkan dengan penggunaan energi serta
bagaimana hubungan antara keduanya.
3.
Dalam proses respirasi sel, pemecahan materi organik berlangsung secara
bertahap. Jelaskan mengapa terjadi demikian, dan dalam bentuk apa
energi yang dihasilkan dari proses pemecahan tersebut disimpan.
4.
Ada beberapa komponen penting yang berperan dalam fotosintesis.
Jelaskan komponen apa yang berperan dalam menangkap cahaya
matahari sebagai sumber energi.
5.
Aspartam merupakan salah satu jenis pemanis buatan. Jelaskan terdiri
atas apakah Aspartam tersebut dan mengapa Aspartam tidak dianjurkan
bagi penderita PKU.